Anda Pengunjung Ke:

Mini Chat


Rabu, 06 Februari 2008

Awas.....Polusi 'LISTRIK'....!!!!!

Dalam kehidupan sehari hari listrik merupakan sumber kehidupan dari manusia, karena tanpa adanya listrik manusia manusia akan menemui banyak kendala dalam dalam mempertahankan hidup, tanpa adanya listrik manusia tidak akan dapat menjalankan peralatan-peralatan elektronik yang dimilikinya, Akan tetapi akankah manusia tidak mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan oleh listrik itu sendiri ,listrik memang sangat berguna bagi manusia akan tetapi dampaknya juga sangat merugikan bagi manusia, namun kebanyakan manusia tidak mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh listrik itu sendiri, manusia hanya mengetahui bahwa listrik sangat berguna dan sangat membantu mareka, dampak dari listrik sering disebut dengan “polusi listrik”.

Polusi Listrik
Kekhawatiran tentang adanya polusi listrik dipicu oleh sebuah penelitian yang dilakukan Wertheimer dan Leeper tahun 1979 di Amerika Serikat. Dilaporkan, ada kaitan antara leukemia pada anak-anak dengan lokasi tempat tinggal mereka yang berdekatan dengan kawat listrik tegangan tinggi. Keruan saja, hasil penelitian ini memicu pro dan kontra. Ada yang meragukan dengan mengritik metode yang dipakai, tapi ada pula yang menyanggah dengan menyodorkan fakta baru.

Meski pada akhirnya penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti mengukuhkan penolakan terhadap kesimpulan Wertheimer dan Leeper, tak urung badan kesehatan dunia (WHO) turun tangan. Melalui proyeknya, WHO melakukan penelitian dampak medan elektromagnetik akibat arus listrik. Hal ini dilakukan mengingat penetrasi listrik sudah sampai ke rumah tangga, tidak sekadar saluran udara tegangan (ekstra) tinggi (SUTET).

Ketika listrik dialirkan melalui jaringan transmisi, distribusi, atau digunakan dalam berbagai peralatan elektronik, saat itu juga muncul medan elektromagnetik di sekitar saluran atau peralatan. Medan ini menyebar ke lingkungan dan menimbulkan polusi. Dengan meningkatnya penggunaan listrik, maka polusi yang tak kasat mata ini berpotensi merugikan kesehatan. Seberapa jauh merugikannya itulah yang kini tengah diteliti WHO, khususnya pada frekuensi sangat rendah (ELF, extremely low frequency), yang sering kita jumpai.

Medan Elektromagnetik
Medan elektromagnetik ini berupa gelombang listrik dan magnet yang berjalan beriringan. Kecepatan berjalan mereka bukan dalam satuan km per jam, tapi dalam satuan cahaya. Wuushhh ... dalam sekejap sudah menghilang di depan mata. Yang tertinggal hanya dua karakter mereka: frekuensi dan panjang gelombang. Frekuensi merupakan jumlah osilasi dalam gelombang per satuan waktu, biasanya dalam satuan hertz (Hz). Sedangkan panjang gelombang adalah jarak gelombang dalam satu osilasi. Nah, yang tercakup dalam ELF adalah gelombang yang memiliki frekuensi sampai 300 Hz.

Medan listrik timbul akibat muatan listrik. Muatan ini mempengaruhi muatan lain di sekitarnya. Kekuatan pengaruh ini diukur dalam satuan volt per meter (V/m) atau jenderalnya kV/m. Ketika muatan terkumpul pada sebuah objek, akan cenderung menjadi muatan yang sama atau berlawanan. Jika sama, akan ditolak. Jika berlawanan, akan ditarik. Besar kecilnya kecenderungan ini disimbolkan oleh voltase, dan diukur dalam satuan volt (V).

Setiap peralatan yang dihubungkan dengan stop kontak, meskipun peralatan itu dalam keadaan mati, akan bersekutu dengan medan listrik yang sebanding dengan voltase sumber tempat peralatan dihubungkan. Medan listrik terkuat berada di dekat peralatan dan berkurang sesuai dengan jarak. Bahan-bahan seperti kayu atau besi akan menjadi perisai bagi medan listrik itu.

Sementara itu medan magnet timbul akibat pola muatan listrik tadi, yang disebut arus. Arus ini mempengaruhi gerakan muatan yang bergerak. Besar kecilnya pengaruh diukur dalam satuan amper per meter (A/m). Akan tetapi lebih familiar diukur dalam satuan tesla (T), dengan turunannya: militesla (mT) atau mikrotesla (uT). Beberapa negara ingin tampil beda dengan menggunakan satuan gaus (G). Korelasinya, 10.000 G = 1 T.

Setiap peralatan yang dihubungkan ke sumber listrik, saat peralatan itu hidup dan arus listrik mengalir, akan menimbulkan medan magnet yang sebanding dengan arus balik dari sumber ke peralatan itu. Medan magnet terkuat terletak di sekitar peralatan dan berkurang sesuai dengan jarak. Tak ada perisai yang bisa menghadang laju medan ini.

Adanya medan listrik dan medan magnet akan mempengaruhi elektron bebas di udara. Pengaruh itu menyebabkan pergerakan elektron makin liar dan menimbulkan ionisasi. Lahirlah ion-ion dan elektron baru. Pada jaringan kabel tegangan tinggi, karena arusnya mengalir terus-menerus, ion dan elektron akan berlipat ganda. Pelipatan itu akan tumbuh subur pada udara yang lembab. Acap kali pelipatan itu ditandai dengan terbentuknya korona, yakni percikan busur cahaya, dan juga timbul suara mendesis serta mengeluarkan bau khas yang tajam (disebut dengan bau ozon). Pelipatan ion dan elektron serta terbentuknya korona akibat medan listrik dan medan magnet pada jaringan tegangan tinggi inilah yang sering disamakan dengan radiasi gelombang elektromagnetik.

Pajanan manusia terhadap medan ELF umumnya berhubungan dengan pembangkit, kabel transmisi, dan penggunaan energi listrik. Dengan begitu, sumber medan ELF ini berada di sekitar kita. Misalnya pada cakupan lingkungan ada kabel transmisi tegangan tinggi. Di rumah pun tak bisa terhindar dari polusi medan elektromagnetik, karena pemakaian peralatan elektronik rumah tangga. Begitu juga dengan lingkungan kerja juga sulit untuk tidak menghirup atau terpapar polusi medan elektromagnetik.

Listrik dan Dampaknya bagi Tubuh Manusia
Interaksi medan ELF dengan benda hidup sebenarnya sangat sederhana, yaitu melalui induksi medan dan arus listrik ke dalam jaringan benda hidup tadi. Jika tubuh menyerap medan listrik dan medan magnet dalam jumlah cukup, sistem saraf dan otot-otot dalam tubuh akan dirangsang. Sebenarnya, pada jumlah yang rendah pun pajanan medan elektromagnetik akan mempengaruhi aktivitas modulasi di dalam otak maupun sistem saraf.

Otak dan sistem saraf memang sering banyak diamati dalam hubungannya dengan pengaruh pajanan medan elektromagnetik bagi kesehatan. Beberapa sukarelawan memang mengalami perubahan respons. Pajanan cukup lama oleh medan listrik sebesar 9 kV/m (dan juga medan magnet sebesar 20 uT) pada beberapa sukarelawan ternyata bisa mengurangi denyut jantung sebesar beberapa detik per menit. Akan tetapi bisa saja ini bersifat subyektif.

Tentang medan magnet, masih sedikit penelitian yang dilakukan untuk mencari bukti bahwa medan magnet dari ELF pada tingkat yang ada di rumah atau lingkungan sekitar dapat mempengaruhi fisiologi dan perilaku manusia. Pajanan medan ELF sampai 5 mT pada para sukarelawan selama beberapa jam ternyata hanya menimbulkan sedikit efek pada sejumlah uji klinis dan fisiologis, termasuk perubahan darah, ECG, denyut jantung, tekanan darah, dan temperatur tubuh.

Beberapa peneliti melaporkan juga bahwa pajanan medan ELF bisa menekan pengeluaran melatonin. Itu lo, hormon yang berhubungan dengan irama siang-hari. Diduga kuat melatonin merupakan pencegah kanker payudara sehingga penekanan oleh medan ELF turut berperan dalam meningkatkan timbulnya kanker payudara yang sebenarnya sudah dipicu oleh agen lain. Sementara ada beberapa bukti bagi pengaruh melatonin dalam percobaan menggunakan binatang, penelitian terhadap sukarelawan tidak mengonfirmasikan adanya perubahan seperti itu dalam manusia.

Untunglah, tidak ada bukti kuat bahwa pajanan medan ELF akan menyebabkan kerusakan langsung terhadap molekul biologis, termasuk DNA. Namun bukan berarti medan ELF tidak bersalah sebagai awal pemicu proses karsinogenesis (pembentukan kanker). Penelitian masih dilakukan untuk menentukan apakah pajanan ELF berpengaruh terhadap munculnya kanker ataukah hanya sebagai ko-promotor saja. Penelitian pada binatang tidak menemukan bukti bahwa pajanan medan ELF berpengaruh terhadap timbulnya kanker. Tapi itu baru pada binatang!

Hasil-hasil penelitian yang dipublikasikan pada dekade terakhir hanyalah sekadar pameran belaka dan justru menampakkan ketidakkonsistenan. Ada yang bilang, ELF bisa menaikkan risiko leukemia di antara pekerja bagian listrik. Tapi, mereka menihilkan kemungkinan lain seperti pajanan bahan kimia di lingkungan kerjanya. Masyarakat pun menjadi bingung. Lalu, mereka pun bertanya, "Sebenarnya ada pengaruhnya tidak sih medan elektromagnetik ini?"

"Possible human carcinogen"
Setelah melalui program penelitian yang panjang selama lima tahun, lembaga nasional milik Amerika yang menangani kesehatan lingkungan (National Institute of Environmental Health Science, NIEHS) mengeluarkan fatwa soal batasan pajanan untuk semua medan elektromagnetik. Plus dengan semua kemungkinan implikasinya terhadap kesehatan. Selain itu, mereka juga akan melakukan penelitian lanjutan untuk lebih memastikan lagi.

Pada Juni 1998, NIEHS mengambil keputusan dengan mengacu kepada kriteria yang dipakai oleh lembaga internasional yang bergerak di bidang penelitian kanker (International Agency for Research on Cancer, IARC). Dengan mengetokkan palunya, NIEHS memutuskan bahwa medan ELF bisa dipertimbangkan sebagai "possible human carcinogen".

Kita boleh bernapas lega sebab putusan itu sangat ringan. Berdasar urutan dakwaan dari IARC, "possible human carcinogen" itu ada pada tingkatan paling bawah. Di atasnya masih ada dua tingkatan lagi yang lebih berat, yakni "probably carcinogenic to humans" dan "is carcinogenic to humans". Sebenarnya IARC masih memiliki dua tingkatan lagi (kebetulan di bawah "possible"), yakni "is not classifiable" dan "is probably not carcinogenic to humans". Akan tetapi, NIEHS mempertimbangkan ada cukup bukti sehingga dua kategori terakhir disepelekan saja.

Sekadar catatan, klasifikasi itu lebih didasarkan pada bukti ilmiah, bukan berdasarkan atas sifat karsinogenik atau risiko kanker dari perantara. Jadi, "possible human carcinogen" berarti ada bukti kuat, tapi terbatas, yang membuat pajanan ELF menyebabkan kanker.

Polusi Listrik Akibat Radiasi Elektromagnetik
Mekanisme interaksi medan listrik dan magnetik dengan benda hidup sebenarnya sangat sederhana, yaitu berupa induksi medan dan juga arus listrik pada jaringan (tissue) biologi3. Besaran medan dan arus listrik tersebut ditentukan oleh hubungan yang kompleks di antara banyak faktor, termasuk frekuensi dan intensitas medan, sifat kelistrikan jaringan tubuh manusia, dan kondisi pemaparan (exposure condition). Jika tubuh menyerap intensitas medan listrik dan magnetik yang relatif cukup, maka hal ini akan merangsang sistem syaraf dan otot-otot di dalam tubuh. Bahkan, pada intensitas yang agak rendahpun hal ini akan berpengaruh pada aktivitas modulasi di dalam otak maupun sistem syaraf.

Lebih jauh lagi, medan listrik di udara akan menginduksi muatan arus listrik (AC) pada permukaan tubuh yang disinari4. Hal ini akan mengakibatkan getaran yang signifikan pada rambut kepala maupun bulu leher. Ambang batas getaran pada rambut manusia menunjukkan variasi yang cukup lebar. Laporan dari ref.4 menunjukkan bahwa hal tersebut terjadi pada sekitar 10% dari orang dewasa yang tersinari oleh 50 Hz medan listrik pada 12 kVm-1, serta 5% dari yang disinari tersebut sekitar 3 kVm-1. Efek tersebut sebetulnya tidak dianggap terlalu berbahaya, namun dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan stress pada orang yang disinari dalam waktu yang lama. Ambang batas yang dapat dianggap mengganggu adalah antara 15 sampai dengan 20 kVm-1[5].

Sejumlah mekanisme interaksi biofisika telah diajukan untuk dapat menjelaskan bagaimana medan listrik berfrekuensi rendah dapat mempengaruhi jaringangan hidup (living tissue) dan mengakibatkan efek biologik yang signifikan. Mekanisme-mekanisme tersebut adalah resonansi ion cyclotron (alat pemercepat partikel), resonansi parametrik, serta efek langsung partikel magnetik pada sel-sel otak. Namun, data eksperimen yang mendukung hal itu sangat sedikit, lebih banyak faktor teori. Sedikitnya, data hasil eksperimen bukan berarti kabar gembira, tetapi hal ini lebih baik dijadikan untuk meningkatkan kehati-hatian.

Dominasi mekanisme interaksi pada jaringan biologik dapat berubah dari arus listrik menjadi panas sejalan dengan meningkatnya frekuensi dari sekitar 100 kHz. Energi foton radiasi RF sangat jauh dari kemungkinan efek secara langsung untuk mengubah ikatan kimia suatu bahan. Medan listrik yang terinduksi di dalam jaringan oleh radiasi RF menghasilkan penyerapan energi akibat polarisasi susunan muatan listrik dan aliran ion-ion. Hal ini dapat dimisalkan bahwa penambahan energi rotasi secara linier akan dengan cepat terdisipasi oleh tumbukan molekul, sehingga akan menghasilkan panas. Penyerapan radiasi RF, pada tingkat permukaan, dapat dideteksi oleh kulit yang sensitif terhadap temperatur. Tetapi, hal tersebut tidak dapat membatasi paparan radiasi EMF yang merusak.

The National Radiological Protection Board (NRPB) UK, Inggris, telah menerbitkan peraturan berupa larangan dan pembatasan paparan EMF pada daerah tempat kerja maupun tempat tinggal di Inggris. Pada frekuensi rendah, pembatasan masuknya densitas arus ke dalam tubuh diberlakukan guna menghindari kelainan fungsi otak dan sistem syaraf. Di samping itu, juga untuk menghindari muatan medan listrik pada permukaan. Pada frekuensi tinggi, pembatasan didasari pada pemanasan seluruh tubuh dan sebagian volume jaringan. Namun, suatu hal yang menggembirakan bahwa untuk sementara hal yang terakhir belum dianggap terlalu membahayakan.

Secara garis besar, energi total yang diserap dan distribusinya di dalam tubuh manusia adalah tergantung beberapa hal:
  1. Frekuensi dan panjang gelombang medan elektromagnetik.
  2. Polarisasi medan EMF.
  3. Konfigurasi (seperti jarak) antara badan dan sumber radiasi EMF.
  4. Keadaan paparan radiasi, seperti adanya benda lain di sekitar sumber radiasi.
  5. Sifat-sifat elektrik (listrik) tubuh (konstan dielektrik dan konduktivitas). Hal ini sangat tergantung pada kadar air di dalam tubuh. Radiasi akan lebih banyak diserap pada media dengan konstan dielektrik yang tinggi, seperti otak, otot, dan jaringan lainnya dengan kadar air yang tinggi.

Dengan mengetahui sifat-sifat listrik dan geometri tubuh yang teriradiasi serta kondisi paparan radiasi dari luar, maka secara prinsip memungkinkan untuk menghitung medan yang di dalam tubuh dan laju energi yang diserap oleh tubuh. Secara matematis, besaran medan radiasi juga dapat dihitung, seperti menggunakan beberapa faktor yang ada untuk suatu geometri, seperti bidang, bola, dan silinder.

Efek Fisiologik
Medan dan arus listrik pada frekuensi rendah apabila berinteraksi dengan jaringan biologik dapat mengakibatkan efek fisiologik maupun psikologik. Ada beberapa bukti kecil yang menunjukkan bahwa paparan tingkat rendah mengakibatkan ketidakkonsistenan pada fisiologi. Beberapa parameter selalu mengalami perubahan, meskipun kadang-kadang ada yang stabil. Namun, masih dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat efek fungsi organ yang berarti.

Efek yang lebih sering diamati adalah paparan RF dan EMF pada otak serta sistem syaraf. Kemungkinan perubahan ditemukan pada respons (tanggapan) untuk beberapa voluntir setelah paparan EMF di bawah kabel listrik bertegangan tinggi. Hal ini juga didukung oleh data informasi efek EMF pada otak yang mengalami medan dari arus listrik. Perubahan-perubahan kecil dapat juga ditelaah pada perilaku mencit yang mengalami medan magnet 0,75 mT (tingkat yang mungkin dijumpai pada daerah kerja). Beberapa peneliti bidang ini juga telah mengamati baik secara in vivo maupun in vitro, termasuk aktivitas neuronal, metabolisme neurotransmitter, serta interferensi dengan mekanisme normal ion kalsium homeostasis. Namun, lagi-lagi untungnya, respons dari hasil studi tersebut tidak signifikan.

Sebagai tambahan juga dilaporkan oleh beberapa voluntir, namun tidak atau belum dapat ditetapkan. Karena mungkin hal ini lebih bersifat subjektif. Sebagai contoh, paparan yang cukup lama oleh medan listrik sebesar 9 kVm-1 dan juga medan magnetik sebesar 20 µT dapat sedikit mengurangi detak jantung sebesar beberapa detak per menit. Paparan yang sama juga dapat menyebabkan perubahan yang spesifik electroencephalogram konsisten dengan kekurang-cocokan dalam proses kognitif yang digunakan dalam mengambil suatu keputusan. Sejarah paparan radiasi tersebut juga tentunya mempengaruhi efek yang terjadi. Efek yang lain juga mungkin terjadi, seperti dalam situasi paparan khusus sampai dengan dosis EMF yang cukup rendah dapat mempengaruhi irama jantung. Tetapi, hasil penelitian tersebut masih perlu dikonfirmasi ulang, mengingat kecil kemungkinannya dalam kondisi biasa sehari-hari. Berkaitan dengan hal tersebut, dampak yang telah dilaporkan hanya dari voluntir bertempat tinggal di sebuah apartemen bawah tanah terisolasi yang diekspos dengan medan listrik dengan frekuensi 10 Hz pada 2,5 V m-1. Jadi, mungkin efek yang timbul belum tentu akibat EMF, tetapi mungkin saja akibat tempat tinggal yang di bawah tanah tersebut.

Hanya sedikit informasi dampak yang signifikan sehubungan dengan efek fisiologi dari paparan medan listrik yang kuat. Sebagai contoh, pernah dilaporkan adanya efek berupa kepala pening dan gangguan penglihatan pada voluntir yang tersinari medan magnetik 60 mT. Namun, sebagian besar informasi berupa efek fisiologik terhadap radiasi RF, dengan efek yang konsisten berupa timbul panas yang menghasilkan kenaikan temperatur tubuh sekitar 1oC atau lebih. Respons tersebut menunjukkan bahwa beban panas total selama paparan RF adalah jumlah laju energi spesifik yang terserap (specific absorbtion rate, SAR) dan laju produksi panas, yaitu antara 1 W kg-1 dan 10 W kg-1. Dalam hal ini, jika organ jaringan seperti mata dan testis diketahui sangat sensitif terhadap panas, juga dianggap sangat sensitif terhadap RF. Selanjutnya, perlu diingat bahwa deposisi tenaga di dalam tubuh oleh radiasi RF adalah tidak seragam. Perbedaan sifat listrik dari tissue serta refleksi dan refraksi radiasi pada tissue, akan menghasilkan bentuk energi deposisi yang tidak teratur (tak seragam).

Jangan Berlama-Lama Terpajan
Kini kita sudah punya pegangan. Tinggal bagaimana mengantisipasi agar dampaknya tidak terlalu berpengaruh buat kita. Karena menghindar dari pajanan ELF itu muskil, mengingat listrik sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan, maka kita perlu berkompromi tanpa terseret arus. Benda-benda besar yang bersifat konduktor seperti pagar besi atau bangunan terbuat dari besi yang terpasang di dekat kabel transmisi tegangan tinggi harus ditanahkan (grounded). Jika tidak, kabel transmisi bisa menghibahkan muatannya ke benda tersebut dalam jumlah yang cukup untuk bisa mengejutkan orang atau benda yang menyentuhnya.

Bagi yang lokasi rumahnya berdekatan dengan kabel transmisi tegangan tinggi, ada baiknya memperhatikan hal-hal berikut: usahakan agar rumahnya berlangit-langit, tanam sebanyak mungkin pohon di lahan yang kosong, serta atap rumah yang terbuat dari logam ditanahkan agar netral. Pentanahan ini juga dilakukan untuk benda terbuat dari besi lainnya yang berukuran besar. Misal kawat jemuran, kabel interkom, mobil atau sepeda motor yang sedang diparkir.

Perlindungan khusus tidak perlu dilakukan terhadap pajanan medan ELF dalam jumlah yang normal, seperti dalam lingkungan kita. Jika ada sumber pajanan medan ELF dalam takaran yang tinggi di sekeliling kita, biasanya akses publik dibatasi. Kalau terpaksa terpapar, ya jangan lama-lama. Sesekali menghindar, jinak-jinak merpatilah.

Proteksi terhadap pajanan medan listrik berfrekuensi 50/60 Hz relatif lebih mudah. Yakni dengan menggunakan material pelindung. Ini pun hanya perlu bagi mereka yang bekerja di daerah bermedan listrik sangat tinggi. Lebih umum, di mana ada medan listrik sangat tinggi, akses orang dibatasi. Begitu juga dengan medan magnet. Pembatasan akses selanjutnya merupakan kunci mutlak dalam menghindari pajanannya.

Tidak ada komentar: